Inilah Alasan Mengapa Dicermin Kelihatan Cakep Namun Tidak Di Foto
Pagi-pagi habis mandi, kita sisiran di depan cermin biar cakep maksimal. Udah kelihatan cakep, kita berangkat ketemuan sama temen-temen, ngobrol bareng dan akhirnya foto bareng. Tapi tiba-tiba kalian kaget dengan sesosok wajah yang mejeng di foto dengan tag nama kalian. Merasa ga kenal dan ga terima, kalian mencak-mencak sama yang ambil foto. Waduh, apa yang salah coba?Kalian tidak sendiri bro, ini adalah masalah setiap orang.
Serius? Kok Bisa??!
Sebagai orang yang seneng ambil foto temen, saya sering mendengar keluhan "kok jelek ya?", "ah lu ga bisa ambil foto ya?" dan sebagainya. Kan kesel bro...Secara, saya kan professional dan paling mengerti sudut pandang pengambilan foto (iya kali..?) dibanding temen yang lain.
Dan akhirnya saya buat terobosan...
Setelah saya ambil foto, saya langsung flip fotonya dan coba tebak reaksi mereka.
"Cieh Jun, qe emang tukang foto paling top!",
"Wah, keren jun, bagus banget fotonya"
"Cocok lu jadi fotograper"
dan lain sebagainya....
Gile muke...
Padahal saya ambil fotonya sama aja, cuman abis itu saya flip sesuai keinginan otak mereka.
Hahaha, mampus lu gua tipu...
Apa yang sebenarnya terjadi?
Berkaca di depan cermin merupakan rutinitas sebagian orang sebelum menjalankan aktifitas sehari-harinya.Begitu dekatnya kita sama sang cermin, sampai-sampai kita percaya apa yang dia tunjukkan merupakan kenyataan yang paling benar.
Padahal kenyataanya cermin itu ga sepenuhnya jujur loh.
Padahal kenyataanya cermin itu ga sepenuhnya jujur loh.
Wajah yang kita lihat di depan cermin bukanlah apa yang orang lain lihat.
Cermin telah memanipulasi otak kita!
Kita telah menghabiskan waktu bertahun-tahun di depan benda yang satu ini, yang mana merupakan citra terbalik dari apa yang sebenarnya.
Kita telah menghabiskan waktu bertahun-tahun di depan benda yang satu ini, yang mana merupakan citra terbalik dari apa yang sebenarnya.
Coba kalian angkat tangan kanan, di cermin yang keangkat itu seolah-olah tangan kiri, begitu juga wajah kalian, kebalik bro.
Oke, kalau masalah tangan ga begitu membuat perbedaan, entah tangan kanan jadi kiri atau sebaliknya, sama aja.
Oke, kalau masalah tangan ga begitu membuat perbedaan, entah tangan kanan jadi kiri atau sebaliknya, sama aja.
Tapi kalau wajah kenapa perbedaannya begitu dahsyat?
Gini bro, ga semua orang memiliki wajah yang simetris.
Beberapa orang memiliki mata yang lebih sipit sebelah, alis yang tebel sebelah, ga ketinggalan juga bekas luka, jerawat dan lain sebagainya yang tidak ada di sisi yang lain.
Nah, ketika kita terbiasa terhadap citra yang dihasilkan oleh cermin, kita akan merasa asing dengan citra foto yang mana merupakan kebalikan terhadap apa yang dihasilkan cermin,
Gini bro, ga semua orang memiliki wajah yang simetris.
Beberapa orang memiliki mata yang lebih sipit sebelah, alis yang tebel sebelah, ga ketinggalan juga bekas luka, jerawat dan lain sebagainya yang tidak ada di sisi yang lain.
Nah, ketika kita terbiasa terhadap citra yang dihasilkan oleh cermin, kita akan merasa asing dengan citra foto yang mana merupakan kebalikan terhadap apa yang dihasilkan cermin,
Terasa berat sebelah memang, dan itu normal.
Kita memang lebih memilih apa yang terlihat familiar.
Jadi ketika foto bareng temen, mereka tidak akan melihat sesuatu yang salah dengan foto kita, karena itulah yang mereka lihat sehari-hari.
Tapi tidak dengan diri kalian sendiri.
Wajah kalian tidak seperti yang kalian harapkan dan akhirnya kalian merasa tidak punya bakat untuk difoto.
Begitu seterusnya, orang lain akan menganggap foto kita bagus karena hasil foto sesuai dengan apa yang mereka lihat sehari-hari, tetapi akan selalu menganggap foto mereka kurang pas karena tidak seperti yang mereka harapkan (tidak sesuai dengan apa yang sering dilihat di cermin).
Begitu seterusnya, orang lain akan menganggap foto kita bagus karena hasil foto sesuai dengan apa yang mereka lihat sehari-hari, tetapi akan selalu menganggap foto mereka kurang pas karena tidak seperti yang mereka harapkan (tidak sesuai dengan apa yang sering dilihat di cermin).
Begitu juga kita, selalu menganggap foto orang lain sudah pas, tapi foto diri sendiri ga sesuai ekspektasi.
Jadi disini sebenarnya cuman masalah kebiasaan, dan pada akhirnya kembali ke diri kita sendiri karena cakep itu relatif; tergantung kebiasaan seperti yang dijelaskan tadi, dan juga tergantung dari siapa yang mengatakannya (ibu misalnya, hahaha).
Kalian punya pengalaman sejenis? atau ga setuju pendapat saya? bisa share di kolom komentar :)
Jadi disini sebenarnya cuman masalah kebiasaan, dan pada akhirnya kembali ke diri kita sendiri karena cakep itu relatif; tergantung kebiasaan seperti yang dijelaskan tadi, dan juga tergantung dari siapa yang mengatakannya (ibu misalnya, hahaha).
Kalian punya pengalaman sejenis? atau ga setuju pendapat saya? bisa share di kolom komentar :)
0 komentar:
Post a Comment